PALEMBANG – Minggu (28/08), Manajemen secara resmi akan melancarkan protesnya ke PT Gelora Trisula Semesta (GTS) selaku operator Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016. Tim Laskar Wong Kito protes pergantian wasit di babak kedua antara Pusamania Borneo FC kontra Sriwijaya FC di stadion Segiri, Samarinda, Sabtu (27/08).
Manajemen menilai tidak ada alasan tepat untuk pergantian wasit itu. Babak pertama, wasit Muslimin yang memimpin, tiba-tiba pada babak kedua digantikan Iwan Sukoco.
Sekretaris tim Sriwijaya FC Achmad Haris memastikan protes resmi telah dilakukan. “Hari ini (Minggu, 28 Agustus 2016) surat protes telah dikirimkan ke PT GTS,” katanya.
Dilanjutkan pria berkacamata ini, pihaknya akan menunggu reaksi dari PT GTS. “Kita lihat saja bagaimana PT GTS ini. Kalau kita merasa dirugikan, tentu kita akan protes,” sambungnya.
Sebelumnya, pelatih Sriwijaya FC Widodo C Putro tampak sangat kecewa dengan kepemimpinan wasit. “Wasit masih sehat, bahkan dia pun masih bertugas di pinggir lapangan saat babak kedua. Jika memang tidak mampu atau sakit, tentu dia harus keluar dan diberikan tindakan medis atau yang lainnya,” keluh Widodo C Putro usai pertandingan.
Dirinya pun mengaku saat babak pertama berakhir tidak diberikan alasan yang jelas oleh pengawas pertandingan terkait. “Selama saya bermain sepakbola, hal seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Dan ini juga cukup memalukan, kami pun masih menunggu penjelasan resmi terkait pergantian wasit ini, jika saya dikatakan menyetujui pergantian wasit ini maka jawabannya tidak,” tambahnya.
Berdasarkan pengakuan Bambang Irianto, pengawas pertandingan tersebut, wasit Muslimin memang tidak dapat melanjutkan pertandingan. “Dia bilang tidak mampu, soal alasannya apa saya akan jelaskan ke PT GTS. Dan hal ini sudah saya komunikasikan dengan kedua tim pelatih,” ujarnya singkat saat dikonfirmasi.
Sementara itu, adanya kericuhan yang terjadi usai babak pertama dan masuknya sejumlah oknum ke pinggir lapangan membuat pihak kepolisian harus sedikit ekstra mengamankan wasit. “Jika terus dipimpin wasit yang sama, maka pihak kepolisian khawatir akan terjadi rusuh dan mereka tidak mau mengambil resiko. Karena itu diambil keputusan pergantian wasit,” jelas H Badarudin, General Coordinator laga PBFC melawan SFC saat dimintai komentarnya mengenai hal ini.
Pelatih PBFC, Dragan Djukanovic menilai PSSI harus mengambil sikap terkait kondisi wasit di kompetisi ISC 2016. “Jika pemain atau saya sebagai pelatih melakukan kesalahan, ada denda puluhan juta yang menanti. Namun jika wasit, seharusnya mereka masuk dalam penjara karena terus merampok kemenangan PBFC,” keluhnya.
Mengenai pergantian wasit sendiri, dirinya menilai bahwa Muslimin memang layak diganti karena melakukan banyak kesalahan di babak pertama. “Dia memimpin sangat ‘baik’ di babak pertama, saya bertanya kepada dia dan menurutnya ada under pressure. Tentu dia tidak boleh mengambil keputusan dengan kondisi seperti itu,” tambahnya.
Kapten PBFC, Ponaryo Astaman mengaku miris melihat kejadian ini dan menilai wasit harus siap memimpin di laga yang berlangsung dengan penuh tensi seperti ini. “Ini sangat menyedihkan, pertandingan berkualitas dengan penuh tensi dan wajar bila terjadi benturan. Dan tadi ada pernyataan bahwa di babak pertama SFC diuntungkan, sementara di babak kedua PBFC yang diuntungkan. Hal tersebut tidak boleh terulang, tim yang terbaiklah yang akan memenangkan pertandingan,” ujar pemain yang juga merangkap sebagai Presiden APPI ini. (kie)